Dari Tareem ku mengenal Sayyidah Fatimah Az-Zahra

 Dari Tareem ku mengenal Sayyidah Fatimah Az-Zahra

Hubabah Ummu Umar Assiri Bintu Al-Habib Umar bin Hafidz


Sayyidah Fatimah merupakan anak dari Rasulullah Shalallahu'alaihi Wassallam yang mana semua mendapatkan keberkahan dari kelahiran Sayyidah Fatimah Az-Zahra baik dari keluarganya maupun seluruh umat. Yang mana beliau diumurnya yang ke 5 tahun, beliau sudah mampu mengetahui wahyu yang turun, yang membuat beliau terdidik dengan baik. Beliau tumbuh dengan menjadi sangat persis seperti sang ayah sampai Sayyidah Aisyah sendiri mengatakan bahwasanya beliau tak pernah melihat seseorang yang sangat mirip dengan Rasulullah baik dari fisik maupun akhlaknya selain Sayyidah Fatimah. 


Dahulu Sayyidah Fatimah adalah seseorang yang sangat menjaga ilmu, sangat peduli dengan ilmu dan sangat rakus dengan ilmu. Beliau selalu penasaran dengan segala sesuatu yang diajarkan Rasulullah kepada para sahabat,  sampai suatu ketika Rasullullah memberikan sebuah teka - teki kepada para sahabatnya selepas melaksanakan shalat berjamaah, beliau bertanya, "Wahai sahabatku tahukah kalian, apa yang terbaik bagi wanita ? " Para sahabat saling berpandangan sambil memikirkan jawaban yang tepat atas teka - teki yang diberikan Rasullullah. Tapi tak satu pun mampu menjawab sampai kemudian mereka bubar meninggalkan masjid, menuju rumah masing - masing. Sayyidana Ali bin Abi Thalib termasuk di antara mereka yang ditanyai Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, beliau terlihat masih memikirkan akan pertanyaan yang diberikan Rasullullah kala itu sampai begitu tiba di rumah, dia disambut wajah teduh istri tercinta, Fatimah Az - Zahra, yang terlihat bertanya - tanya akan wajah suaminya yang pulang dengan keadaan tak biasa, "Wahai suamiku, apa yang sedang kau pikirkan ?" Sayyidina Ali angkat bicara, "Wahai Fatimah, tadi Rasullullah bertanya pada kami, namun tak satu pun orang mampu menjawabnya,” Sayyidah Fatimah pun kembali menjawab, "Wahai suamiku, bolehkah aku mendengar pertanyaan apakah yang diberikan Rasullullah pada kalian ?" Kilatan cahaya mata Sayyidah Fatimah terlihat nampak, jelas menyiratkan rasa ingin tahu. 


"Rasullullah bertanya, apakah yang terbaik bagi wanita ?" jawab Sayyidina Ali. Sayiddah Fatimah pun tersenyum kian merekah, beliau dengan senang hati meminta izin kepada suaminya itu untuk berkunjung langsung ke rumah Rasullullah, demi menjawab pertanyaan beliau. Sayyidina Ali pun mengizinkan dan mengantarkan istrinya ke kediaman Rasullullah, mereka menghampiri Rasullullah. Yang mana sayyidah Fatimah langsung menjawab pertanyaan ayahnya tersebut, "Wahai ayah, sesungguhnya yang terbaik bagi seorang wanita adalah ia tidak dipandang lelaki maupun memandang lelaki." mendengar jawaban tersebut alangkah senangnya Rasullullah, "Wahai Fatimah, kau sungguh keturunanku, kau sungguh anakku, Fatimah." dipeluknya Fatimah dengan kelembutan dan diciumi keningnya. Sungguh luar biasa akhlak dan kemuliaan beliau sampai kaum hawa pun hendaknya menjadikan Sayiddah Fatimah sebagai suri tauladan para wanita. Dimana kisah ini merupakan hujjah bagi kita perempuan untuk tak melihat laki-laki dan tak dilihat oleh laki-laki, kita perlu tahu mana yang terbaik untuk kita sebagai perempuan.


Begitulah Sayyidah Fatimah yang dikatakan nisaul-alamin, beliau adalah perempuan ahli surga, dimana setiap perempuan akan masuk kedalam surga Allah tergantung dengan bagaimana cinta dan  mengikutinya mereka terhadap Sayyidah Fatimah. Sayyidah Fatimah Az-Zahra adalah perempuan yang berakhlak sangat mulia, beliau mulia bukan karena zamannya, bukan karena beliau hidup di zaman dahulu, sangatlah mungkin apabila Sayyidah Fatimah Az-Zahra masih hidup di zaman ini, sangat mungkin beliau memiliki kemuliaan yang sama, akhlak beliau tetap. Maka apabila kita perempuan ingin mengikuti bagaimana Sayyidah Fatimah dan kita merasa kesulitan janganlah kemudian berpikir bahwa Sayyidah Fatimah hidup di zaman dahulu yang sangat wajar, sementara kita hidup berbeda zaman. 


Kita semua mengetahui bagaimana Sayyidah Fatimah Az-Zahra yang beliau tak pernah sekalipun memilih duniawi, beliau lebih memilih akhirat, yang pernikahannya begitu sederhana. Padahal jika dipikirkan dengan segala akhlak yang beliau miliki dan kemuliaannya sangatlah mungkin untuk mendapatkan kemewahan dan kemegahan harta, namun kenyataannya perihal akhirat lebih unggul bagi beliau. Allah bisa memberikan segala kenikmatan duniawi namun nyatanya Sayyidah Fatimah tak pernah memintanya. 


Dari sifat-sifat Sayyidah Fatimah, beliau juga bisa terlihat kemuliaannya dari bagaimana perjuangan beliau dalam menjaga hubungannya dengan Allah, ketika kematian dekat baginya, dibandingkan harus khawatir beliau justru lebih rajin dalam beribadah, merangkai tali ikatan dengan Allah semakin kencang. Beliau terkenal sebagai ahli ibadah dan seorang yang sangat zuhud. Dan juga disitulah kita mampu melihat bagaimana Sayyidah Fatimah berada dalam lubuk hati Rasulullah sangat dalam.  


Yang mana bahkan Rasulullah sangat menyarankan kita para perempuan meniru Sayyidah Fatimah, menjadikan Sayyidah Fatimah sebagai teladan. Sebab Rasulullah sudah sangat jeli, sudah sangat teliti dengan bagaimana Sayyidah Fatimah Az-Zahra tumbuh, terjaganya Sayyidah Fatimah, mulianya akhlak Sayyidah Fatimah dan hal ini tak lepas daripada rumah kenabian Rasulullah. Sayyidah Fatimah tumbuh dengan didikan Rasulullah yang mulia, inilah yang kemudian dimaksud dengan hubungan yang begitu dekat baik saat didunia maupun saat diakhirat.


Beliau, Sayyidah Fatimah Az-Zahra adalah seseorang yang mengetahui bagaimana kehidupan yang akan datang diakhirat kelak, beliau sangat tau bagaimana ganjaran kebaikan maupun kemaksiatan nanti diakhirat, sehingga beliau sangat menjaga dan sangat berhati-hati, beliau akan sangat senang melakukan sesuatu yang sekiranya dapat lebih mendekatkannya dengan surga. Kehidupan beliau yang terkenal saat ini merupakan pilihan beliau sendiri, beliau mungkin merasakan kesedihan namun kesedihan ini terjadi karena kesulitan yang dialami sang ayah dalam perjalanan dakwahnya, bukan karena merasa nelangsa dengan keadaan hidupnya, ini merupakan pilihan bagi Sayyidah Fatimah. Maka seandainya kita ketahui sesederhana apa perkara duniawi dan beratnya perkara akhirat, kita melihat dengan bagaimana Sayyidah Fatimah melihat tentang duniawi maupun akhirat, nicaya kita pun akan melakukan hal yang sama sebagaimana Sayyidah Fatimah yang lebih banyak memilih akhirat dan lebih banyak mengejarnya. 


Sungguh bahwasanya perkara paling penting ialah mengikuti Sayyidah Fatimah, jangan sampai kita menjadi paling menyesal tidak bersama dengan beliau di suatu hari kelak. Yang mana keberhasilan di hari itu dapat kita rasakan tidak dengan hanya bersantai-santai saja, tidak dengan berleha-leha saja, melainkan harus ada rasa bersamaan dengan usaha ingin mengikuti bagaimana Sayyidah Fatimah Az-Zahra. Dan salah satunya caranya ialah dengan mengamalkan tasbih fatimiyah yakni tasbih fathimiyah, 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, dan 34 kali takbir. Dimana itu hanya merupakan salah satu cara, ada banyak cara lainnya untuk mengikuti Sayyidah Fatimah yang harus berusaha kita amalkan.


Kita pula hendaknya janganlah terlalu mengejar duniawi, karena lagi-lagi duniawi itu tidak nikmat sebagaimana yang kita lihat saat ini, saking rendahnya dunia bahkan diibaratkan sayapnya lalat yang lebih bagus bahkan melebihi duniawi. Sungguh seandainya kita mengedepankan dan melihat perkara-perkara duniawi niscaya kita pun akan lepas dari perkara akhirat berbeda ketika kita membelakanginya, maka kita pun akan mencari cara lepas darinya dan lebih mengedepankan perkara akhirat seperti halnya Sayyidah Fatimah. Inilah salah satu cara lainnya dalam mengikuti Sayyidah Fatimah.


Dan sungguh pekerjaan seorang perempuan dalam mendidik anak bukanlah pekerjaan yang sepele, pekerjaan ini adalah pekerjaan dimana kita mendidik anak menjadi seorang khalifah dimuka bumi ini yang ini juga dilakukan Sayyidah Fatimah. Sayyidah Fatimah pula merupakan seseorang yang sangat pemalu, sangat baik dan sopan dalam berpakaian sebab itu merupakan bagian dari cerminan diri seseorang, semakin tertutup pakaian seorang perempuan semakin itu menunjukkan tingginya rasa malu mereka dan ini semakin baik. Sebagaimana pula ketika kita shalat dan kita terlihat aurat maka tetap batal shalatnya meskipun hati kita terhubung dengan Allah saat itu, hal ini menunjukan bagaimana dekatnya perkara dzahir dengan perkara bathin. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama, menjadikan kita berada dibelakang bahkan menjadi tetangga dengan Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra.

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA