SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA

 SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA

Hubabah Ummu Muhammad Assegaf



Sayyidah Fatimah merupakan qudwah, seorang perempuan yang harus kita ikuti dan jadikan panutan sebab Allah mengirimkan Sayyidah Fatimah oleh sebab agar kita mampu pula mengikuti Rasulullah, Allah kirimkan Sayyidah Fatimah yang begitu mirip dengan Rasulullah, karena sejatinya tidak semua perkara lelaki dapat perempuan tiru, maka kita patut bersyukur dengan dikirimkannya Sayyidah Fatimah. Sejak berumur 5 tahun, beliau sudah mengalami banyak sekali kesulitan, beliau melihat perjuangan Rasulullah sejak dini. Dimana dikatakan ketika meninggalnya Sayyidah Khadijah yang menggantikan peran beliau ialah anak-anak perempuan beliau yakni Sayyidah Zainab, Sayyidah Ruqqoyah, Sayyidah Ummu Kaltsum dan Sayyidah Fatimah, namun Sayyidah Fatimah jauh lebih memiliki banyak peran dalam merawat dan menghibur sang ayah yakni Rasulullah dalam masa dakwah beliau. Sayyidah Fatimah telah di didik dalam rumah kenabian dibawah pendidikan manusia termulia yakni Rasulullah, Rasulullah sudah mendidiknya dengan sangat baik dan tidak rusak, sehingga beliau dijadikan seorang qudwah, seorang perempuan yang menjadi pemimpin sampai bisa ditiru dan dijadikan sosok figur bagi seluruh perempuan muslimah. Dikatakan pula Sayyidah Fatimah ialah mutiara, maka sejatinya kita tidaklah membutuhkan mutiara, kita tak membutuhkan keindahan apapun didunia ini karena sejatinya kita telah memiliki Rasulullah dan Sayyidah Fatimah. Beliau tak mahsyur di dunia, sebab beliau tak membutuhkan pandangan didunia, karena sejatinya itu pun tak merugikan Sayyidah Fatimah, beliau justru mahsyur dan terkenal di akhirat kelak, di padang mahsyar kelak. 


Dimana biasanya untuk mencintai kita membutuhkan perkenalan untuk mengawali dan membuka segala cinta, perlu bagi kita mengenal Sayyidah Fatimah dengan membaca kisah-kisah beliau, mengingat beliau bukan hanya dibulan kelahirannya, kita ingat dengan Sayyidah Fatimah setiap detiknya, cintai Sayyidah Fatimah di setiap waktu. Karena sejatinya di bulan ini khusus bagi kita untuk menambahkan asupan cinta dalam hati kita baru setelahnya kita menjaga rasa cinta tersebut sampai benar-benar tertanam dalam hati kita selamanya. Sungguh Sayyidah Fatimah adalah seseorang yang seharusnya patut kita berikan kemewahan dan segala kemegahan, namun beliau tak mengharapkan itu semua. Beliau tak mencintai dunia dan lebih banyak mencintai akhirat, karena dikatakan bahwasannya seseorang yang lebih banyak mencintai dunia itu antara dirinya dengan akhirat akan terhijab dengan hijab yang begitu tebal. Sayyidah Fatimah adalah suri tauladan yang patut kita teladani, beliau adalah perempuan paling baik dari segala perempuan terbaik di dunia maupun akhirat. Sejatinya ketika memikirkan kenikmatan di dunia, seharunya kita lebih memikirkan Sayyidah Fatimah, bagaimana zuhudnya beliau terhadap kenikmatan duniawi, bagaimana pernikahan beliau jauh dari kemewahan dan kemegahan. Dan dimana andai kata, kita seorang ibu merasa lelah dengan segala tanggung jawab kita, maka ingatlah dengan Sayyidah Fatimah, yang beliau juga merasakan lelah namun beliau tak banyak mengeluh. Yang mana dikisahkan ketika lelah dibandingkan memilih pembantu dari ayahandanya, Sayyidah Fatimah lebih memilih amalan yang ditawarkan oleh Rasulullah yakni tasbih fathimiyah, 33 kali tahmid, 33 kali tasbih, dan 34 kali takbir. Suatu hari pula Rasullullah menerima 5 ekor kambing, yang mana pada kala itu Sayyidah Fatimah dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tengah dalam kondisi kelaparan, maka dari itu ketika beliau mendengar sang ayah menerima 5 ekor kambing timbul keinginan  pada dirinya untuk meminta sedikit saja bagian untuk menghilangkan rasa lapar yang dialami keluarganya. Namun Sayyidah Fatimah merasa malu dan enggan untuk meminta, sedangkan  Rasullullah merupakan sosok ayahnya. Saat beliau duduk didepan Rasullullah, beliau hanya bisa terdiam tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun, Rasullullah  jelas memahami keadaan sang putri, Rasullullah Shalallahu'alaihi Wa Sallam dengan penuh kasih memandang iba kepada puteri tercintanya itu. Beliau kemudian bertutur, “Sungguh, sejak sebulan ini tungku rumah keluarga Muhammad juga tidak menyala. Tetapi, baru saja aku diberi hadiah seekor kambing betina. Kalau kamu mau, aku akan usahakan lima ekor untukmu. Atau, kamu ingin aku ajari lima kalimat yang pernah diajarkan Jibril kepadaku ?” tutur Rasullullah kepada Sayyidah Fatimah, mendengar itu, Sayyidah Fatimah pun menjawab, “Ajari saja aku lima kalimat yang pernah diajarkan Jibril kepadamu," kemudian Rasullullah Shalallahu'alaihi Wa Sallam mengajarkan lima kalimat tersebut, “Bacalah selalu,


*_ياَ أَوَّلَ الأَوَّلِيْنَ وَيَا آخِرَ الأَخِرِيْنَ، يَا ذَا الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ، وَيَا رَاحِمَ الْمَسَاكِيْنَ، وَياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ_*


*“Yaa Awwalal Awwaliin wa Yaa Aakhiral Aakhirin, Yaa Dzal Quwwatil Matiin wa Yaa Raahimal Masaakiin, wa Yaa Arhamarraahimiin."*


Dikisahkan pula Dimana Suatu ketika Rasullullah memberikan sebuah teka - teki kepada para sahabatnya selepas melaksanakan shalat berjamaah, beliau bertanya, "Wahai sahabatku tahukah kalian, apa yang terbaik bagi wanita ? " Para sahabat saling berpandangan sambil memikirkan jawaban yang tepat atas teka - teki yang diberikan Rasullullah. Tapi tak satu pun mampu menjawab sampai kemudian mereka bubar meninggalkan masjid, menuju rumah masing - masing. Sayyidana Ali bin Abi Thalib termasuk di antara mereka yang ditanyai Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, beliau terlihat masih memikirkan akan pertanyaan yang diberikan Rasullullah kala itu sampai begitu tiba di rumah, dia disambut wajah teduh istri tercinta, Fatimah Az - Zahra, yang terlihat bertanya - tanya akan wajah suaminya yang pulang dengan keadaan tak biasa, "Wahai suamiku, apa yang sedang kau pikirkan ?" Sayyidina Ali angkat bicara, "Wahai Fatimah, tadi Rasullullah bertanya pada kami, namun tak satu pun orang mampu menjawabnya,” Sayyidah Fatimah pun kembali menjawab, "Wahai suamiku, bolehkah aku mendengar pertanyaan apakah yang diberikan Rasullullah pada kalian ?" Kilatan cahaya mata Sayyidah Fatimah terlihat nampak, jelas menyiratkan rasa ingin tahu. "Rasullullah bertanya, apakah yang terbaik bagi wanita ?" jawab Sayyidina Ali. Sayiddah Fatimah pun tersenyum kian merekah, beliau dengan senang hati meminta izin kepada suaminya itu untuk berkunjung langsung ke rumah Rasullullah, demi menjawab pertanyaan beliau. Sayyidina Ali pun mengizinkan dan mengantarkan istrinya ke kediaman Rasullullah, mereka menghampiri Rasullullah. Yang mana sayyidah Fatimah langsung menjawab pertanyaan ayahnya tersebut, "Wahai ayah, sesungguhnya yang terbaik bagi seorang wanita adalah ia tidak dipandang lelaki maupun memandang lelaki." mendengar jawaban tersebut alangkah senangnya Rasullullah, "Wahai Fatimah, kau sungguh keturunanku, kau sungguh anakku, Fatimah." dipeluknya Fatimah dengan kelembutan dan diciumi keningnya. Sungguh luar biasa akhlak dan kemuliaan beliau sampai kaum hawa pun hendaknya menjadikan Sayiddah Fatimah sebagai suri tauladan para wanita. Dimana kisah ini merupakan hujjah bagi kita perempuan untuk tak melihat laki-laki dan tak dilihat oleh laki-laki, kita perlu tahu mana yang terbaik untuk kita sebagai perempuan. Sebagaimana Sayyidah Fatimah dengan rasa malunya, beliau tak pernah mau dipandang ataupun memandang laki-laki. Pernah suatu ketika beliau merasakan kekhawatiran ketika kematiannya tubuh beliau akan dilihat oleh sembarang lelaki, maka Sayyidah Asma kala itu pun menyarankan pembuatan keranda yang pernah beliau lihat pada suatu desa, Sayyidah Fatimah pun menyetujui hal ini bahkan beliau juga mewasiatkan kepada Sayyidina Ali setelah kematiannya hendaknya jasad beliau hanya dimandikan oleh Sayyidina Ali saja dan dikuburkan hanya di waktu malam hari.


Ingatlah selalu dengan Sayyidah Fatimah, jika kita memang tak memiliki udzhur dengan laki-laki lebih baik jangan bermuamalah terlalu jauh, jangan pula terlalu akrab, jangan pula memakai minyak wangi, dan jangan pula menyanyi dihadapan lelaki karena suara pun termasuk bagian aurat dihadapan laki-laki. Ketika bersafar jangan pula bagi kita perempuan sekali lagi memakai minyak wangi, memakai pakaian yang terlalu pendek dan terbuka. Dikatakan pula sungguh terdapat 4 perkara yang apabila kita melakukannnya akan bahagia, yakni shalat, puasa, menjaga kemaluannya dan taat kepada suami. Dimana Sayyidah Fatimah merupakan sosok yang sangat taat kepada suaminya, maka kita yang mengaku cinta pun hendaknya demikian mengikuti seseorang yang kita cinta. Yang mana memang pada suatu ketika dalam mahligai pernikahan Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah sedikit terdapat pertentangan yang masuk kedalam kategori masalah kecil namun berhasil membuat Sayyidina Ali marah kepada Sayyidah Fatimah tetapi lekas bisa teratasi, hingga kemudian Sayyidah Fatimah menceritakan masalah ini kepada sang ayahanda, Rasulullah pun mengatakan bahwasannya seandainya saat itu Sayyidah Fatimah meninggal dan Sayyidina Ali masihlah marah kepada beliau, niscaya Rasulullah pun tak akan menshalati jasad Sayyidah Fatimah.

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula