Ning Balqis Iskandar

 📝 Pemberdayaan Perempuan dalam Pendidikan

🧕🏻 Ning Balqis Iskandar





Sejatinya perempuan itu ialah insan, mereka layaknya lelaki yang sama jenisnya pula seperti insan biasanya. Kita masuk ke dalam bagian seorang pemimpin, seorang Khalifah sebagaimana Allah berfirman bahwasanya Allah mengirimkan manusia sebagai Khalifah dibumi.


Seperti halnya sosok Ratu Balqis, seorang pemimpin yang digambarkan oleh rakyatnya sebagai pemimpin yang bijaksana dan cerdas pemikirannya. Dari sinilah kita bisa simpulkan bahwa sejatinya tiada sekat dalam Islam bagi perempuan untuk ikut berkiprah dalam dunia kepemimpinan. Namun bukan berarti bagi anak perempuan dibebaskan begitu saja oleh orang tua mereka, sampai-sampai mereka lupa dengan tanggungjawab kepemimpinan yang kita miliki. Inilah yang tidak boleh dilakukan, harus tetap dibangun batasan.


Yang mana kiprahnya perempuan dalam kepemimpinan paling terkecil ialah memimpin dirinya sendiri, mensetir hawa nafsunya sendiri. Maka tugas kita yang pertama adalah kita selesaikan tugas kita dalam memimpin diri kita sendiri, jangan sampai disetir hawa nafsu, tanyakan apakah diri kita telah berjalan sesuai syariat tanpa perlu disetir oleh hawa nafsu. Maka ada beberapa kunci, agar kita mampu menjadi pemimpin yang mengetahui batasan kita sendiri, yakni :

1. Belajar, kita bisa melakukan pendidikan setinggi mungkin, dimana masa muda ini merupakan waktu yang paling tempat bagi untuk mengembangkan potensi yang kita miliki.


Dinamika menjadi pemimpin Perempuan, diantaranya yaitu :

1. Tanggung Jawab, kita bertanggungjawab dan menghendaki bagi orang-orang untuk berubah menjadi lebih baik, generasi yang bisa mewarnai perubahan baik dalam rangka agama maupun rangka negara kita. Terlebih semakin berkembangnya zaman, sudah bukan masanya lagi kita mempeributkan hak kepemimpinan, semuanya hanya soal tanggungjawab, tiada lagi soal gender yang menjadi tembok penghalang. Maka silahkan, tidak mustahil bagi seorang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin yang bertanggung jawab.

2. Menjawab tantangan

3. Tujuan, sebagai seorang pemimpin kita tidak boleh lupa akan tujuan yang kita miliki, jangan dilupakan hanya demi kesenangan, sebab jauh diatas itu. Dengan tetap berpegang teguh pada tujuan kita bersyukur dengan akal yang kita miliki, dimana prioritas utama/tujuan utama dan diatas segalanya, ialah ridhoNya.


Tantangan Menjadi Pemimpin Perempuan

1. Terbatas akses pendidikan yang ramah perempuan, seperti yang kita ketahui akan ada masanya perempuan hamil, melahirkan dan menyusui. Dimana banyak pendidikan yang terbatas, yang tidak menyediakan akses khusus bagi perempuan, sehingga kebanyakan perempuan terpukul mundur, contoh saja tiadanya akses bagi ibu menyusui, yang mana mau tak mau bagi ibu yang sekiranya sedang berada di fase tersebut haruslah merelakan keinginan mereka untuk berkesempatan berkiprah didunia luar demi anak-anak mereka. Maka solusi terbaik adalah dengan mencoba membangun kembali kebijaksanaan yang pastinya akan membantu perempuan didunia, bahkan disarankan bagi perempuan lain untuk mencoba mengambil alih kiprah dalam dunia lembaga pendidikan.

2. Stigma salah dari orang-orang terdekat, kebanyakan dari orang-orang terdekat menutup mata dan meremehkan perempuan yang berkiprah dalam dunia kepemimpinan lembaga pendidikan. Padahal perempuan sejatinya mencari pendidikan bukanlah untuk mengungguli lelaki, adanya kita berkiprah dalam dunia pendidikan hanyalah sebatas memenuhi kebutuhan, memperjuangkan hak-hak yang kita miliki, selain itu pula pendidikan syar'iat yang wajib tanpa memandang gender.

3. Pembagian waktu antara keluarga dan karir,  dimana habib Abdullah Baharun mengatakan bahwa pentingnya perempuan dalam memiliki prinsip manajemen waktu, diantaranya yaitu :

- Seimbang, mengingat kewajiban kita pula sebagai seorang istri dan seorang ibu

- Tentukan Prioritas, bahwasanya Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam bersabda sejatinya perempuan adalah pemimpin bagi keluarganya, maka jangan sampai tugas kita yang seharusnya lebih diprioritaskan seperti memperhatikan anak-anak dilupakan karena pekerjaan.


Peran dan Potensi Perempuan dalam memajukan Pendidikan di Indonesia

1. Mulai dari perhatian dan perbaikan pada kualitas pendidikan anggota keluarga khususnya anak-anak. Sungguh baiknya anggota keluarga itu sangatlah dipengaruhi dengan sosok perempuan yang juga sama baiknya baik dalam perihal perhatian maupun tanggungjawab. Sebab sejatinya kualitas paling terkecil peradaban itu dimulai dari keluarga, maka sebagai perempuan sudah sepatutnya menjaga keluarga-keluarga kita.

2. Jaga pergaulan anak dari hal-hal yang tidak baik, ketahui dengan siapa mereka berteman, jangan sampai terlalu dibebaskan. 

3. Mendidik diri untuk bisa jadi teladan yang baik

4. Kemajuan pendidikan negeri dimulai dari kemajuan pendidikan anggota keluarga (ayah, ibu, anak)


Menjadi Perempuan yang Berdaya dan Memberdayakan

1. Iman dan Ilmu sebagai pijakan dasar

2. Circle, jangan paksakan diri bergaul dengan circle yang toxic, jangan memaksa diri untuk bertahan dari circle yang justru merusak jiwa kita, merusak akhlak kita, dan merusak perkembangan kita.

3. Membuat batasan yang jelas terkait prioritas, harus mengetahui betul mana yang perlu didahulukan, mana yang tidak perlu didahulukan.

4. Ikuti perkembangan zaman, tetapi jangan sampai kita terbawa arusnya.


Jadilah perempuan yang SMART

1. S = Syar'iat pedoman utamanya

2. M = Meladzimkan sifat malu dan iffah

3. A = Amanah dalam menjalankan kewajiban

4. R = Rasa peduli yang tinggi terhadap sesama

5. T = Tawadhu terhadap siapapun

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA