BAB PRA NIKAH : MENGAPA HARUS MENIKAH?

 BAB PRA NIKAH : MENGAPA HARUS MENIKAH?

Ustadzah Rodhiyah Al-Jufri



Segala sesuatu tanpa didasari ilmu itu sejatinya akan lebih banyak mendatangkan mudharat dibandingan berkah. Betapa banyak pernikahan yang berakhir dengan perceraian, secara dzahir selalu terlihat mengalami banyak permasalahan dalam menjalankan bahtera rumah tangga. Hal ini kebanyakan disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dalam pernikahan. Maka dari itu mari kita sama-sama belajar, mengetahui lebih dalam tentang ilmu menikah.


Kebanyakan remaja zaman ini yang telah menyibukan diri entah dengan karirnya, entah dengan pendidikannya, atau dengan masa bermainnya menganggap bahwa sejatinya pernikahan hanyalah halangan yang tentunya akan mengurung ataupun mengekang mereka, kebebasan akan terasa dirampas dalam bahtera yang disebut rumah tangga itu. Maka dari itu penting sekali bagi para remaja untuk belajar ilmu agama agar pandangan mereka tak rusak dengan paham yang salah, penting bagi mereka mengetahui bahwasannya pernikahan sangatlah dianjurkan.


Yang mana termasuk daripada tujuan menikah diantaranya, yaitu :


1. Sebagai bentuk ibadah, dimana ada bentuk kepatuhan seorang hamba akan perintah Allah dengan melangsungkan dan menghalalkan pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu syari'at Allah, bahkan Rasullullah menganjurkan bagi para pemuda untuk segera menikah, meskipun memang usia menjadi pantangan seperti terlalu dini. Inilah yang justru dianjurkan oleh Rasullullah yang mengatakan bahwasannya hendaknya bagi para pemuda yang telah mampu untuk menikah, maka segera menikah. Karena memang menikah adalah bentuk ibadah. Banyak sekali hadist yang jelas mengatakan bahwa antara ibadahnya seseorang yang belum menikah dengan yang sudah menikah itu berbeda pahalanya. Dikatakan dalam riwayatnya Sayyidina Abdullah bin Abbas, "Menikahlah kalian karena sesungguhnya satu hari bagi orang yang sudah menikah itu lebih baik dari pada ibadah seribu tahun."


Perlu  diketahui pula menikah merupakan suatu bentuk ibadah yang paling lama Sejak ijab dan qobul sampai  akhir hayat, tidur seorang istri yang dimurkai oleh suaminya maka Allah pula memandangnya dengan pandangan murka, tapi senyum seorang istri dihadapan suami yang bisa membahagiakan suami adalah bentuk ibadah. Jadi didalam pernikahan sejak dirimu bangun tidur dan kembali tidur lagi adalah bentuk ibadah.


 2. Untuk melindungi kelangsungan hidup manusia, maknanya melalui proses pernikahan tidak akan ada yang menyangkal bahwa itu merupakan cara untuk memperbanyak keturunan. Sebagaimana Allah mengatakan dalam Al-Qur'an, "Wahai orang-orang bertakwalah kalian kepada tuhan kalian yang menciptakan kalian dari satu jiwa dan pasangannya, dan terdapat perkembangbiakan disana dari keduanya, laki-laki yang banyak dan perempuan yang banyak."


 Yang mana intinya melalui jalan pernikahan kita mampu melindungi keberlangsungan hidup manusia.


3. Untuk memperoleh keturunan, yakni keturunan yang pastinya mampu menjaga nasab. Maknanya kalau hanya untuk mendapatkan keturunan Naudzubillah dengan melalui zina bisa saja memiliki anak. Tapi melalui pernikahan seseorang tidak hanya mampu mendapatkan banyak keturunannya namun juga terjaga nasab keturunannya.


4. Melindungi seseorang dari kerusakan moral, yang mana sudah menjadi tabiat/naluri manusia condong terhadap lawan jenisnya. Yang dengan rasa condong tersebut, Allah cukupkan mereka dengan menghalalkan pernikahan antara laki-laki dan perempuan. Maknanya ketika kita menyukai lawan jenis, hanya dari pernikahan segala sesuatu termasuk sekedar memandangnya saja sudah bernilai halal. Sementara hubungan diluar itu dinilai sebagai sesuatu yang haram dilakukan termasuk pula memandang lawan jenis tanpa adanya ikatan pernikahan. Seperti kebanyakan di zaman ini betapa banyak orang yang justru menyodorkan diri mereka untuk mengajak dalam suatu perbuatan kemaksiatan, perempuan mengumbar aurat mereka dengan sembarangan, memancing syahwat lelaki secara sadar.


Rasullullah mengatakan kepada seorang pemuda, "Barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah maka menikahlah, karena menikah itu bisa menundukkan pandangan seseorang dan memelihara kemaluan. Namun barangsiapa yang belum mampu, hendaknya mereka berpuasa, sebab puasa bisa menjadi benteng/pemutus syhawat bagi orang yang belum mampu."


5. Untuk memperoleh ketenangan ruh dan jiwa. Maknanya ketika dua orang itu menikah, akan tumbuh diantara mereka ikatan saling cinta, saling rahmat, yang akan memunculkan ketenangan melalui kehadiran satu sama lainnya. Yang memang tujuan dari pernikahan adalah agar suami menjadi tenang dengan hadirnya seorang istri. Bayangkan saja beberapa istri menikah, menikmati hasil kerja suami, namun kenikmatan batin tak mampu mereka raih, sebab suami mereka justru hilang sibuk dengan pekerjaannya. Hati

mereka tak akan tenang karena tiada pasangan yang mendampingi.


Dan Allah mengatakan dalam Al-Qur'an, "Termasuk dari tanda kekuasaannya Allah, Allah menciptakan didiri kalian ini pasangan supaya kalian (suami) menjadi tenang dengan keberadaannya (istri)."


Maka sejatinya perempuan merupakan ketenangan didalam rumah suaminya. Sehingga hendaknya kita, entah itu yang sudah menikah atau belum menikah, menjadi sebaik-baiknya ketenangan bagi suami kalian. Sebab Allah menjadikan kita berpasang-pasangan agar suami menjadi tenang dengan kehadiran kita. Kita tiru bagaimana Sayyidah Khadijah menjadi sebaik-baiknya penenang dihati suaminya, Rasullullah dalam keadaan apapun. Yang memang Rasullullah yang merupakan utusan kala itu pastilah ditimpa banyak sekali ujian, baik berupa cacian, makian dan berbagai penolakan dakwah lainnya. Beliau menghadapi hari yang berat diluar rumah, namun ketika beliau kembali pulang, masuk kedalam huniannya bersama Sayyidah Khadijah, disanalah beliau temukan ketenangan dari setiap hari-hari beratnya. Sayyidah Khadijah tidak hanya menjadi seorang istri yang dipenuhi dengan bakti, beliau menjadi sebaik-baiknya pendukung, sebaik-baiknya pelipur lara dikala gundah dan gelisah Rasullullah menyapa, dikala beratnya masa dakwah menerpa. Sayyidah menyemangati Rasullullah pada setiap kesempatan dan selalu mengatakan bahwa segala sesuatu yang didatangkan Allah kepadanya ialah kebaikan.


Tidak seperti zaman ini, kebanyakan perempuan ketika suaminya lelah menghadapi hari-hari berat mereka setelah mencari nafkah halal bagi keluarga kecil justru disambut dengan kalimat introgasi, tanpa ada sedikitpun senyuman pelipur yang setidaknya meringankan duka. Maka janganlah kita menjadi salah satu bagian dari istri seperti mereka, jadilah istri yang dari setiap senyuman dan perkataan lembutnya Allah hadirkan ketenangan untuk suami. Jika suami kita ingin didengar, maka dengarkan, jika suami ingin dinasehati, maka nasehati dengan cara yang baik tanpa maksud menggurui, jika tidak maka tidak perlu memberikan dan menyambutnya dengan sejuta sumpah sarapah pun keluh kesah. Jika suami memiliki masalah, dukung dia, jangan makin disalahkan yang pasti akan membuatnya merasa terpojok dan tak lagi dihormati. Istri seperti ini yang kemudian tidak menjadi penenang, yang mana melalui ketenangan ini Allah jadikan antara pasangan perasaan saling cinta dan saling berkasih sayang, dan ini hanya bagi mereka yang berpikir.


Dan sesungguhnya antara suami dengan istri itu saling melengkapi, ketika istri bersedih maka suami menjadi pelipur duka, dan ketika suami lelah maka istri menjadi pelipur lara. Inilah tujuan dari menikah.


Katakan tidak pada kesendirian. Maksudnya ialah menikah bukan dengan melegalkan berpacaran, tidak. Rasullullah mengatakan, "Barangsiapa yang mendapatkan kemudahan untuk menikah, kemudian dia tidak menikah maka dia bukan termasuk umatku."


Menikah tak pernah ada kata siap didalamnya. Seperti ibadah-ibadah lainnya, yang mana kita diminta bersabar, bersabar dalam melakukan ketaatan, maka menikah pun demikian. Ketidaksiapan tak bisa selalu dijadikan alasan dalam menolak pernikahan. Seperti halnya seorang perempuan yang dilamar oleh seorang lelaki yang dari segi pemahaman dan pengamalan ilmu agama dia baik, namun perempuan ini menolak karena dirasa dirinya belum siap tanpa memberikan pertimbangan. Juga ada beberapa orang menolak menikah tanpa ada dasar cinta didalamnya. Padahal kenyataannya pada diri setiap pasangan pasti akan Allah berikan ketenangan, cinta dan kasih sayang setelah adanya pernikahan.

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA