BAHKAN KARANG PUN TAK PERNAH MEMBENCI OMBAK

 BAHKAN KARANG PUN TAK PERNAH MEMBENCI OMBAK

Syarifah Fatima Al-Musawa




1. Apakah ada perbedaan makna diantara benci dan tidak suka?

2. Bolehkah kita membenci orang?

3. Seberapa penting kita menjaga perasaan orang lain?

4. Bagaimana jika berhadapan dengan orang yang meyakiti kita?

5. Bolehkah kita marah saat kita merasa tersakiti?


Pembahasan :


Membenci itu seperti api yang tidak pernah padam yang selalu membakar dirimu sendiri. Sementara saat tidak suka, kita bisa tidak menyukai sesuatu dan tidak perlu mengingatnya berbeda dengan benci yang akan selalu ada dalam qolbumu bahkan sampai menyiksa, semakin lama benci berada di sana maka ia semakin menggerogoti ketenangan hatimu sendiri.  Kamu boleh membenci jika memang kamu ingin menyakiti dirimu sendiri lebih lagi. 


Catatan : Sungguh kamu yang sudah banyak masalah kehidupan, dengan menambah kebencian justru akan semakin menambah masalahmu lagi, hatimu akan terasa resah dengan adanya kebencian.


Tidak ada yang mengatakan boleh atau tidak boleh membenci seseorang yang menyakitimu. Namun pada dasarnya dengan membenci orang yang menyakitimu, semakin tersakiti pula hatimu. Kamu akan terus memikirkannya, bahkan ketenanganmu akan terus terenggut kerena kebencianmu itu.


Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam menyampaikan bahwasanya menghancurkan perasaan seorang muslim itu setara kita menghancurkan Ka'bah  sementara ketika kita membahagiakan orang lain, kebahagiaan ini akan menjelma seperti cahaya atau malaikat yang akan menemani kita dalam kubur. Yang pada intinya menjaga perasaan orang lain itu sangat penting, sebab pertama kamu telah mengetahui bagaimana sakitnya ketika perasaanmu sendiri tidak dijaga oleh orang lain dan normalnya seseorang ketika ia merasakan kesakitan, ia tak akan mungkin memiliki pemikiran agar orang lain merasakan sakit yang sama sepertinya. 


"Kita memang harus menjaga perasaan orang lain, kita memang harus menjaga semua perasaan hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tapi jangan lupakan bahwa kamu pun hamba Allah."


Memang kamu boleh menjaga perasaan orang lain namun bukan berarti kamu pun boleh mengorbankan perasaanmu sendiri, kamu bangkitkan semangat orang lain bukan berarti kamu pun boleh mematahkan semangatmu sendiri. Jangan korbankan perasaan kamu sebagai harga untuk kebahagiaan orang lain, sesekali boleh sebagai usahamu untuk menjadi orang yang lebih baik atau untuk melawan hawa nafsu, tetapi jangan terlalu sering. Kita memang harus menjadi orang baik tetapi tidak semua orang berhak menerima kebaikan yang kita miliki dengan takaran yang sama. Boleh jadi kamu berbuat baik kepada orang lain, niatmu benar namun orang tersebut justru menyalah artikan kebaikanmu, ia menjadi semena-mena terhadap kebaikanmu atau bahkan bisa sampai menggiringnya kedalam suatu keburukan. 


"Kamu memberikan sesuatu dengan alasan menjaga akhlak, namun kamu membiarkan dia untuk tidak berakhlak, kamu mengajarkan dia untuk menjadi orang yang tidak memiliki akhlak."


Tergantung bagaimana orang tersebut, jika memang niatnya hanya sekedar kembali tanpa menyakiti dan sudah meminta maaf maka maafkan. Berbeda dengan orang yang dia memiliki kesalahan fatal, dia mengetahui, namun sama sekali tidak merasa memiliki kesalahan padamu maka cukup biarkan, jika bertemu tidak perlu terlihat benci, cukup tersenyum, berikan salam seperti biasa dan bergaul seperlunya. Intinya adalah memaafkan itu harus, dengan alasan menghadirkan ketenangan dalam hati, tidak perlu memaksa diri tapi minimal berusaha.


Jika disakiti tentu tergantung setiap orang, ada beberapa orang yang butuh melampiaskan amarah yang jika tidak dikeluarkan amarah tersebut akan menumpuk dan membuat depresi, ada pula yang bisa menahan dengan hanya diam sejenak. Namun yang pasti segala sesuatu yang kita lakukan saat gemuruh amarah sedang melanda, pasti setelah hilang penyesalan akan segera datang, sebab dalam amarah terdapat naluri untuk menyakiti, untuk menusuk orang lain. Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam pernah mengatakan bahwasanya orang yang hebat bukanlah orang yang menang dalam perang, tetapi orang yang hebat adalah orang yang bisa menahan amarahnya. Tapi kembali lagi bukan berarti diam lalu menyimpan benci itu juga dibenarkan.


"Untuk teman-teman yang pernah di-bully itu tentu bukan hal mudah, sungguh yang orang lakukan kepadamu adalah sebuah kedzaliman, dimana Allah sangat membenci orang yang dzalim dan pasti akan membalas pelakunya."


"Untuk yang suka membully, apakah kamu tidak takut kepada Allah? Kamu telah menyakiti makhluk yang Allah ciptakan, ibaratkan saja dengan anak yang kamu lahirkan lalu kamu marah ketika anakmu disakiti terlebih Allah yang menciptakan seluruh makhluk, maka berhati-hatilah sebab balasan dari Allah itu selalu sepadan, entah itu ketidaksenangan dalam hatimu, entah itu kehancuran bagi keluargamu, Allah pasti akan membalas."


Pertanyaan :

1. Apakah boleh memutuskan silaturahmi kepada orang yang menyakiti kita?

2. Bagaimana jika marahnya seorang penyakit mental?

3. Bagaimana jika hati lapang jika membandingkan fisik?

4. Bagaimana cara ikhlas?

5. Bagaimana cara ampuh untuk melupakan segala kebencian kita kepada seseorang?

6. Bagaimana cara menghadapi orang yang suka playing victim?

7. Bagaimana cara untuk tidak membenci diri sendiri?

8. Bagaimana tanggapan tentang seseorang yang memfitnah kita? Apa kita harus tetap baik kepadanya?

9. Bagaimana cara untuk menahan amarah khawatir menyakiti, sementara jika ditahan justru akan membuat depresi?

10. Pandangan tentang menjauh untuk menjaga, ketika kita menjauh untuk menjaga perasaan kita?

11. Bagaimana jika memiliki perasaan tidak enakan sama lelaki?

12. Bagaimana jika ada lelaki yang paham agama tetapi mengajak chat?



Jawaban :

1. Boleh

2. Harus disembuhkan dengan berobat 

3. Kamu perlu tau bahwa seperti apapun pandangan orang lain kepadamu itu sesuai dengan kacamata yang mereka gunakan. Maka jangan jadikan omongan orang lain itu sebagai patokan atau suatu kesimpulan tentang dirimu sendiri

4. Harus terus diusahakan 

5. Pelan-pelan saja, katakan dan tanyakan pada dirimu ketika kebencian itu semakin meluap, bicarakan baik-baik

6. Tidak perlu dihadapin

7. Kebencian terhadap diri sendiri itu lebih berat dari semua rasa sakit, meskipun kamu belum bisa mencintai dirimu sendiri setidaknya jangan dibenci, jika kamu merasa paling pantas untuk dibenci setidaknya jangan membenci dirimu sendiri, sebab kamu pun ciptaan Allah

8. Tidak harus tapi jika bisa itu lebih baik

9. Beri jeda, baru setelahnya pikirkan apa yang memang kamu ingin keluarkan yang sesuai pada porsinya 

10. Boleh 

11. Tidak boleh teman-teman, itu akan membuang waktumu dan justru menggiringmu pada sesuatu yang tidak benar

12. Tergantung alasannya menghubungimu apa, jika hanya sekedar main-main maka blokir

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA