TIPS PARENTING ALA SALAFUSSHOLIH

 TIPS PARENTING ALA SALAFUSSHOLIH

Lora Ismael Al-Kholilie



• Dimana perintah mendidik anak merupakan kewajiban bagi setiap orang tua, yang mana kita ketahui betapa pentingnya tarbiyah ini. Dimana suatu ketika Habib Abdullah Al-Haddad mengatakan bahwa akan ada seorang anak yang menuntut ayahnya sendiri dan berkata, "Tolong ambil hak saya dari orang ini," anak itu berkata demikian sebab sang ayah memang memberikannya bekal dzahir, memenuhi kebutuhannya, namun sejatinya pelajaran agama, perkenalan kepada Allah tak pernah diajarkan kepadanya.


• Dimana niat untuk mendidik anak menjadi seorang yang shalih/shalihah itu sebaiknya telah ada bahkan sebelum menemukan pasangan.


• Habib Umar mengatakan bahwa hendaknya seorang ibu mendidik anak sejak dalam kandungan. Yakni saat mengandung hendaknya tetap menjaga pandangan, menjaga apa-apa yang masuk ke dalam perut, menjaga lisan, menjaga segala akhlak perbuatan, pun biasakan pula untuk mendengarkan hal-hal yang positif seperti shalawat. Jangan dibiasakan mendengarkan lagu-lagu, dimana kebanyakan wanita zaman sekarang bahkan menyusui bayi mereka sembari menonton televisi, mendengarkan lagu yang tidak ada manfaatnya. Hal itu dianggap sepele padahal sangat berpengaruh terhadap anak.


• Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ketika bayi lahir selalu dianjurkan untuk diadzani dan diiqomahkan di kedua telinganya, padahal mereka tak mengerti pada saat itu, namun tetap dilakukan guna mengenalkan bayi kepada Allah, memastikan apa yang pertama kali didengar adalah hal yang positif.


• Sungguh pada wanita Tareem adalah wanita yang benar-benar berhati-hati dalam mendidik anak. 

 

• Sering diceritakan oleh Habib Umar, bahwa Al - Habib Abdullah bin Thohir pernah saat kecil beliau mengucapkan ucapan yang tidak baik, yang mana sang ibu mendengarkan hal tersebut pun meminta beliau untuk menjulurkan lidah dan dipukulnya siwak sampai lidah beliau sendiri mengeluarkan darah.


• Dan hendaknya membenarkan niat apapun itu, entah pada saat hendak menikah, pada saat hamil. Dimana hendaknya mewakafkan sang anak hanya untuk perjalanan Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana para ulama Tareem. Ajarkan pula pentingnya niat kepada seorang anak seperti pentingnya membaca Al-fatihah dalam shalat, jangan sampai melakukan suatu tanpa adanya niat yang baik.


• Pun penting pula bagi para orang tua mengetahui bahwa sejatinya apapun yang kita contohkan dalam bentuk perbuatan itu merupakan tarbiyah terbaik bagi anak. Sungguh apa-apa yang dilihat anak dari orang tuanya itu jauh lebih berpengaruh dibandingkan ribuan nasihat yang kita sampaikan kepada mereka.


• Bekali anak-anak dengan ilmu agama, boleh saja orang tua menginginkan anak-anak menjadi apa, namun tetap bekali mereka dengan dasar-dasar ilmu agama yang cukup, kenalkan mereka kepada Allah. Sebab jabatan yang tinggi tidak akan terlihat baik jika ilmu agama saja tidak dimiliki. Ilmu agama itu harus dibanggakan, banyak sekali orang dizaman ini yang bahkan gengsi untuk mengenalkan anak tentang ilmu agama, mereka daftarkan anak-anak untuk mengikuti les private sana sini tapi dalam hal mengaji saja mereka belum lancar.


• Hendaknya pula memperhatikan dan mengawasi anak-anak terlebih dizaman ini merupakan zaman yang serba terbuka.


• Juga hendaknya memberikan nama-nama yang baik, janganlah memberikan nama anak tanpa paham artinya. Sebab nama anak merupakan sebagian dari doa, biasakan bagi mereka untuk mengikuti orang-orang baik bahkan dari nama-nama mereka.


• Ajarkan pula kepada mereka adab dan akhlak kepada siapapun. Dan hendaknya orang tua ketika anak mereka baligh ketahui apakah anak sudah mampu dalam menikah, jangan sampai kita cuek saja tanpa mengetahui keinginan anak, jangan sampai anak-anak jatuh dalam hal yang tidak diridhoi oleh Allah.


• Jangan sampai seorang ayah dayyuts/tidak merasa cemburu terhadap anak, dan membiarkan begitu saja anaknya dibawa oleh seorang lelaki untuk melakukan maksiat seperti yang banyak terjadi dizaman ini. 


Pertanyaan :

1. Bagaimana hukumnya, apabila orang tua memaksa anaknya untuk menghafal Al-Qur'an? 

2. Lalu pernah saya dengar bahwa menafkahi anak-anak lelaki itu batasnya hingga baligh dan ketika umurnya sudah baligh hukum menafkahi menjadi sedekah, sehingga ketika menikah maka orang tua tidak memiliki tanggung jawab untuk membiayai lagi, apakah benar?

3. Terdapat seorang wanita meminta nikah kepada orang tuanya dengan seorang pria yang jauh sehingga untuk melakukan ijab qobul pun tak memungkinkan, sampai akhirnya orang tua pun tidak mengizinkan, jadi bagaimana solusinya?

4. Bagaimana menghadapi keluarga yang tidak mengedepankan agama dan mengenyangkan dosa?

5. Bagaimana menghilangkan rasa gemas/marah kepada anak? meminta amalan doa agar anak menjadi anak yang shalih dan shalihah?

6. Bagaimana parenting anak agar bisa mengikuti Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam dan Sayyidah Fatimah Az-Zahra?


Jawaban : 

1. Mungkin bukan memaksa sebab ini merupakan hal yang baik, namun dalam konteks ini perhatikan pula keahlian anak, lihat bagaimana kebiasaan anak sebagaimana guru yang pasti melihat terlebih dahulu ketertarikan muridnya, baru mengajarkannya ilmu. Ingat jangan memaksa anak dengan konteks berbakti kepada orang tua, jangan bebani mereka dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan keahliannya.

2. Benar memang hukumnya seperti itu, dan tentang menikah pun orang tua tidak memiliki kewajiban untuk membiayai, ini sudah merupakan tugas anak.

3. Tidak semua sah dalam fiqih itu halal, seperti banyak pernikahan yang tidak direstui dan melakukan kawin lari, ini memang sah namun dalam hukum ini berdosa, sebab melawan restu orang tua. Sebab ridho orang tua itu penting. Beda konteks apabila ada seorang lelaki baik agama maupun akhlaknya yang memang melamar kepada kita namun orang tua menolak dan tidak memberi restu, maka ini perlu dirundingkan kembali. Yang jelas jangan memaksa sesuatu yang tidak bisa dipaksa sebab dikhawatirkan tidak akan mendapat berkah.

4. Jangan lupa perbedaan antara menasehati anak ataupun orang tua, yang mana untuk orang tua tetap bagi kita untuk mendakwahkan, untuk memperingati tapi dengan cara yang baik tidak dengan niat menggurui. Boleh pula meminta bantuan tokoh agama yang sekiranya nasihatnya mampu diterima oleh orang tua kita.

5. Ingatlah bahwa sebenarnya anak pula merupakan bagian dari titipan Allah, Allah yang menghendaki anak itu hadir kepada kalian.

6. Yakni dengan melakukan edukasi sejak dini, cerita dan kenalkan mereka kepada Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam, yang mana kita ketahui bahwa ditareem sangatlah biasa seorang anak bermimpi Rasullullah sebab dongeng saat tidur mereka pun hanya Rasullullah dan keturunannya. Bahkan dianggap meragukan seorang santri yang sehari saja tidak bermimpi Rasullullah Shalallahu'alaihi Wassallam.


Catatan : Ilmu parenting yang berkaitan tentang agama pastilah selalu relevan dan menetap, berbeda dengan ilmu parenting yang berkaitan tentang budaya ataupun diluar agama pastilah berubah menyesuaikan zaman.

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA