Bagaimanakah Rasullullah Shallallahu'alaihi Wa Salam saat masih kecil dan remaja ?

Bagaimanakah Rasullullah Shallallahu'alaihi Wa Salam saat masih kecil dan remaja ?

Habib Muhammad Mundzir Al-Musawa


Rasullullah adalah seorang manusia yang mana dikatakan oleh para pemuji beliau, "Manusia yang bukan seperti manusia," mungkin beliau hidup sebagaimana manusia selayaknya, beliau makan dan minum tetapi beliau tidak seperti manusia pada umumnya. Dari segi kehidupan, kehidupan beliau jauh luar biasa karena Allah Subhanahu Wa Ta'laa ingin menunjukan kepada seluruh makhluk betapa agung dan indahnya Rasullullah dan itu semua yang menyampaikan dan mengajarkan kepada kita  kelebihan tentang Rasullullah. Bahkan ketika Rasullullah masih kecil sang paman melihat bagaimana bulan berada tepat diatas jari Rasullullah, bulan itu terus mengikuti kemanapun jari Rasullullah terarah, bulan itu mengitari sekitar jari Rasullullah dan sejak  itulah sang paman mengatakan Rasullullah selalu bermain dengan bulan bahkan sejak masa kecilnya. Dan ini tidak terjadi pada manusia biasa, ini terjadi hanya kepada Rasullullah, yang bahkan ketika dewasanya, beliau atas izin Allah membelah bulan itu sendiri dengan jari-jarinya. 


Rasullullah pula merupakan sosok yang selalu dijaga oleh Allah dengan berbagai macam penjagaan. Dimana diriwayatkan sejak kecilnya Rasullullah sudah mengembala domba milik orang lain lalu diberikan upah atasnya. Dalam setiap waktu beliau berganti menjaga dengan pengembala domba yang lain. Suatu ketika seseorang pernah bertanya kepada Rasullullah, "Wahai Rasullullah mengapa aku tak pernah sekalipun melihatmu menghadiri suatu pesta?" Rasullullah menjawab, "Tidak aku tidak pernah ikut hadir dalam pesta itu," seseorang ini pun kembali mengatakan kepada Rasullullah, "Jika begitu biarlah kali ini aku menjaga kambing-kambing ini disini, sementara engkau, wahai Rasullullah, ikutlah hadir dalam pesta itu,"' maka pergilah Rasullullah pada saat itu. Yang ketika Rasullullah mendekati tempat pesta itu, beliau justru tak sadarkan diri atau tertidur dan tidaklah yang membangunkan beliau kecuali teriknya matahari diwaktu siang. Allah menjaga beliau dan seringkali terjadi hal-hal demikian. 


Sungguh Rasullullah terjaga dan dijaga oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beliau tak meminum minuman keras, beliau tak berzina ataupun melakukan hal-hal menyimpang yang pada zaman dahulu sangat sering kali dijumpai pada kaum jahiliah. Sebelum diutusnya beliau, Allah telah menjaga Rasullullah dari segala penyimpangan. Adapula hal-hal yang membuktikan keagungan Rasullullah telah Allah tunjukan itu semua dari sejak Rasullullah belum terlahir maupun setelah beliau terlahir. Dan yang dimaksud dari sebelum lahirnya Rasullullah ialah sejak adanya Nabi Adam, dimana setelah Nabi Adam tercipta dan turun ke bumi, terdapat didahinya cahaya terang benderang yang begitu terpencar dan baru menghilang setelah Sayyidah Hawa mengandung keturunan beliau. Cahaya tersebut seolah berpindah dari keturunan yang satu ke keturunan yang lain, dari Nabi Sith sampai kepada ayahanda Rasullullah dan berpindah lagi kepada Sayyidah Aminah, hingga terlahirnya Rasullullah. Bahkan dalam hadist, Rasullullah bersabda, "Aku adalah orang yang terbaik dari golongan yang terbaik, terbaik dan terbaik."


Yang dimaksud ialah Allah sucikan garis keturunan Rasullullah, dari kakek dan nenek Rasullullah sampai keatasnya Allah jaga semua kesucian itu. Bahkan Rasullullah mengatakan bahwasanya semua garis kakek dan nenek beliau sampai kepada Nabi Adam, tak pernah satupun dari mereka melakukan sesuatu kekejian, kemaksiatan, perbuatan zina ataupun lainnya. Banyak pula ulama mengatakan salah satu sebab dijaganya Nabi Nuh dari banjir yang besar adalah karena keberadaan Rasullullah disulbi beliau begitupun dengan Nabi Ibrahim yang Allah jaga dari panasnya. Sungguh tidak ada keindahan dan kesempurnaan melebihi apa yang ada pada diri Rasullullah. Sebagaimana dikatakan bahwasanya Rasullullah itu seakan diciptakan seperti keinginan beliau sendiri sebab saking sempurnanya beliau.  Dikatakan pula oleh Imam Bushiri, "Maka catatlah atau pujilah Rasullullah dengan seluruh pujian yang ada pada akalmu, semua keluarkan tanpa perlu berpikir dua kali, tinggalkan apa-apa yang dikatakan orang-orang nasrani kepada nabi mereka--kaum nasrani yang menganggap Nabi Isa sebagai tuhan, lebih dari itu pujilah Rasullullah dengan segala bentuk pujian. Karena Allah meletakan kesempurnaan pada diri Rasullullah."


Maka Rasullullah membawa seluruh bentuk kesempurnaan, membawa semua bentuk keindahan, hal ini karena Allah ingin menunjukan kemuliaan serta keagungan kekasihNya, karena itu Allah pilih bentuk yang paling sempurna. Bahkan para sahbiyah Rasullullah mengatakan, "tidak pernah aku sentuh sutra atau bahan yang lebih lembut daripada tangan Rasullullah," pun ketika Rasullullah pergi melaksanakan ibadah haji, para sahbiyah mengatakan, "Aku melihat pada saat itu punggung Rasullullah seperti lempengan perak saking bersih dan terangnya punggung beliau," tubuh beliau ibaratkan pewangi itu sendiri, yang jika seandainya kita memakai pewangi maka tubuh kita yang wangi, tetapi tubuh Rasullullah seandainya terkena pewangi, pewangi itu sendiri yang menjadi begitu harum sebab begitu harum dan wanginya tubuh Rasullullah. Rasullullah sempurna dari segala segi dzahir, dari wangi tubuh, tubuhnya, matanya bahkan sampai yang bagi orang biasa seperti kita adalah sesuatu hal yang menjijikan, tidak akan demikian jika itu berasal dari diri Rasullullah. 


Darah dan air liur beliau seperti halnya obat yang menyembuhkan orang dari penyakit pencernaan dan kebutaan, hal ini beberapa diceritakan dalam suatu riwayat. Beliau sempurna dan indah akhlaknya sekalipun Allah belum menjadikannya seorang Nabi, beliau sudah dikenal sebagai seseorang berkepribadian baik dan jujur sampai dijuluki Al-Amin oleh para masyarakat di Mekkah pada zaman itu. Harta-harta mereka dititipkan kepada Rasullullah dengan penuh kepercayaan, sebab begitu jujur dan amanahnya Rasullullah. Sungguh sejatinya seorang Nabi itu pasti memiliki sesuatu sebelum dirinya sendiri diangkat menjadi seorang Nabi. Yang dimaksud 'sesuatu' disini ialah sesuatu yang tidak normal, sesuatu yang seperti mukjizat yang diberikan kepada Nabi setelah diangkat oleh Allah, namun ini justru terjadi sebelum Rasullullah diangkat menjadi Nabi. Harus kita mengerti keagungan Rasullullah yang akan membuat kita pun mengagungkan Rasullullah sampai sedikit demi sedikit bisa kita hilangkan pengagungan kepada sesuatu yang tidak pantas. Sebab ini penting, penting bagi kita mengetahui dengan baik seseorang yang memang pantas kita agungkan, pantas kita cintai dan pantas untuk kita muliakan. Bukan kita cintai karena tampang, karena suara yang indah atau bahkan karena gerak-geriknya, ikuti yang memang pantas diikuti. Cintai sosok yang memang pantas kita cintai. Janganlah kita mengikuti orang-orang yang tidak beriman, orang-orang yang tidak mencintai atau bahkan mengenal Allah dan Rasullullah, orang-orang rela untuk disukai dan dicintai karena usaha keras mereka untuk mencari dunia, menumpuk harta. Mereka tak akan mengenal kita, tidak akan mengenal kita, tidak peduli kita atau tidak akan pernah peduli pada kita. 


Sedangkan Rasullullah diatas seluruh keindahan yang ada dalam dirinya, diatas seluruh kesempurnaan yang beliau bawa, beliau adalah sosok yang paling berkasih sayang, paling mencintai kita, sosok yang menjanjikan kepada kita syafa'atnya, sosok yang menunggu kita, sosok yang meminta ampun kepada Allah atas dosa-dosa kita. Beliau adalah sosok yang lebih pantas untuk didahulukan, ajaran beliau lebih pantas, sunnah beliau lebih pantas, budi pekerti beliau lebih pantas, cara beliau hidup lebih pantas untuk kita tiru. Termasuk pula cara hidup keluarga beliau dari Sayyidah Khadijah, Sayyidah Fatimah itu semua lebih pantas untuk kita tiru, pun anak-anak kita tiru bukan yang lainnya. Maka itu semua harus kita mengerti dengan benar, kita pahami dengan benar, agar kita mengagungkan dan memuliakan sosok yang benar, agar kita tidak memuliakan dan mencintai sosok yang salah. Yang mana kebanyakan masalah idola ini terjadi pada kaum wanita, dimana para wanita mengidolakan idola-idola luar negeri yang tentunya jauh dari kata mengenal Allah dan Rasullullah, tidak berdosa jika yang ditanyakan berkaitan dengan hukum, namun kembali lagi adakah manfaat yang terkandung didalamnya, adakah kita akan merasa untung atau bahkan justru merugi. Sebab sungguh seseorang tidak akan melakukan sesuatu tanpa memikirkan masa depannya, maka sekiranya masa depan seperti apa yang kita raih dengan menganggumi hal-hal seperti itu, pikirkan apakah hal-hal seperti itu bisa membawa manfaat untuk dunia kita, untuk akhirat kita. Jika tidak maka tidak ada manfaatnya, jika tidak ada manfaatnya, maka sudah seharusnya berhenti dan tidak perlu diteruskan. Sangat miris sekali jikalau kita mencintai sosok yang seperti ini, sungguh mereka tak pantas untuk dicintai sedemikian tinggi, ini seperti kita memberikan sesuatu pada seseorang yang memang tak pantas untuk kita beri, seolah kita tak mensyukuri pemberian Allah. 


Maka hendaknya kita menyadari, kita boleh mencintai siapapun itu tapi perhatikan apakah seseorang yang kita cintai, yang kita masukkan kedalam hati kita adalah seseorang yang juga Allah dan Rasullullah cintai. Jika tidak maka tak perlu lagi diteruskan rasa cinta yang hanya berakhir sia-sia itu. Jangan sampai kita menghina dan menjatuhkan diri kita sendiri akibat mencintai sesuatu yang salah, mencintai sesuatu yang bahkan tak membawa manfaat baik didunia maupun diakhirat. Jika pun sudah terlalu candu maka berdoalah kepada Allah untuk melepaskan rasa cinta itu, untuk menghilangkan rasa cinta itu. Sungguh seseorang itu akan dibangkitkan bersama seseorang yang dicintainya. Jika kita mencintai seseorang yang bahkan tak mencintai Allah dan Rasullullah maka tertutuplah jalan surga baginya, begitupun sebaliknya seseorang yang banyak memiliki dosa jika dia memiliki cinta kepada Allah, Rasullullah dan orang-orang baik ini bisa menjadi sebab baginya meraih kematian terindah pun paling baik, kematian khusnul khatimah. Dimana cintanya seseorang kepada sesuatu yang tidak baik, itu yang akan menggiring kita pada su'ul khatimah, begitupun cintanya seseorang kepada sesuatu yang baik, itu yang akan menggiring kita pada khusnul khatimah. 


"Jangan sampai kita merasa puas, selalu carilah hal-hal tentang Rasullullah, pelajari itu semua, ingat itu semua, karena itu semua akan membukakan kepada kita pintu cinta kepada Rasullullah. Dengan kita semakin mengenal dan mengetahui keindahan beliau, semakin kita jatuh untuk mencintai beliau. Dan dengan kita mencintai beliau, disanalah keadaan kita didunia akan semakin membaik. Sedikit demi sedikit Allah akan selamatkan kita dari segala keburukan didunia oleh berkat cinta kepada Rasullullah."


Pertanyaan :

1. Jika kita telah bertaubat dan menyesali suatu dosa, apakah dosa tersebut tetap Allah tunjukkan, mengingat diakhirat seluruh amalan manusia sejak kecil sampai meninggalnya kelak akan dipertontonkan diseluruh hadapan manusia lainnya diakhirat kelak?

2. Amalan yang digunakan untuk mendoakan akhlak seseorang menjadi lebih baik?

3. Bagaimana jika ada seorang perempuan yanghampir merasa berputus asa karena keinginannya belum juga terkabulkan?


Jawaban :

1. Seseorang jika dia berbuat dosa dan menyesali sesuatu, dosanya akan tetap ada dan yang hanya bisa menghapus dosa hanyalah Allah, sehingga dia bergantung secara penuh kepada rahmat dan kasih sayang Allah. Dan itu adalah hal-hal yang terindah, dimana seorang hamba yang merasa bergantung penuh kepada Allah sejatinya merupakan suatu bentuk yang Allah sukai dalam diri seorang hamba. Sehingga ditunjukkannya dosa itu kelak, itu kembali kepada Allah, kembali antara kita dengan Allah. Jika kita bertaubat dengan benar, dengan sungguh-sungguh, maka akan Allah ampuni dan akan Allah tutup dosa-dosa tersebut. Tetapi jika sebaliknya,  kita tidak menyesali dosa tersebut, maka dosa itu bisa saja terbuka. Dimana diceritakan terdapat seseoran yang semasa hidupnya beliau dikenal baik, dikenal mencintai Allah dan Rasullullah. Yang setelah beliau wafat, Allah memanggil beliau diwaktu perhitungan amal dan menanyakan kepadanya, "Wahai hamba-Ku, diwaktu itu apa yang sedang engkau lakukan?" hamba ini pun menjawab, "Wahai Allah, sesungguhnya diwaktu tersebut aku telah bermaksiat kepada-Mu," Allah pun mengatakan, "Ketahuilah wahai hamba-Ku sesunggunya maksiatmu itu telah Aku ampuni, seluruh malaikat telah Ku buat mereka lupa, pena dan seluruh catatan pena itu telah terhapus. Sungguh kemaksiatan yang engkau lakukan ini tidak ada yang mengetahui kecuali Aku dan engkau, ini hanya rahasia antara kami berdua. Sudah Ku gantikan dosa itu dengan pahala, perbuatanmu itu hanya rahasia antara Aku dan engkau," setelah itu dimasukkannya lah orang ini ke dalam surganya Allah. Lihat betapa satu maksiat bukan hanya menjadi pahala, namun satu maksiat ini bisa menjadi pintu atau cara Allah berkasih sayang dan bermesra dengan seorang hamba. Inilah betapa luar biasanya rahmat Allah kepada hamba-hamba yang benar-benar taat, yang benar-benar meminta ampunan kepada Allah dan bersandar kepadaNya.

2. Akhlak kita itu atau bahkan tubuh kita secara menyeluruh itu asalnya dari hati kita, termasuk yang dilakukan tubuh kita, tangan kita, kaki kita, mulut kita itu semua ditimbulkan oleh sebab hati kita. Maka diawal kita harus mendidik batin kita, kita lihat bagaimana Rasullullah, bagaimana Rasullullah tak pernah menghardik seseorang atau bahkan mencaci mereka, hati beliau selalu baik dan rahmat kepada siapapun itu. Maka hendaknya tanamkan hal-hal seperti itu, perbaiki sifat batin kita, setelah semua hal itu membaik baru secara natural akhlak itu akan terlihat pada setiap perlakuan kita. Harus diperhatikan pula jangan sampai kita melakukan sesuatu yang tidak kita pikirkan kebaikan atau manfaatnya terlebih dahulu.

3. Keinginan kita kepada dunia ini bisa kita dapatkan atau bisa juga tidak. Sebagaimana Allah berfirman bahwasanya manusia itu diciptakan dengan sifat terburu-buru atau tergesa-gesa, sulit bagi manusia meyakini bahwa sesuatu itu datang bukan dengan sesuai keinginan mereka melainkan sesuatu itu datang ketika sudah tepat waktunya, sudah Allah kehendaki atasnya. Dan ini harus kita mengerti dengan benar, tidak semua hal yang kita inginkan bisa langsung diberi, karena dunia bukan milik kita, dunia milik Allah. Maka kita harus ridho, harus ikhlas. Sesungguhnya hanya Allah yang mengetahui segala sesuatu, yang apabila kita yakini ini maka kita akan merasa tenang. Sebagaimana penumpang pesawat yang merasa tenang bahkan dengan pilot yang tidak mereka kenal, begitupun kita, harusnya merasa tenang dengan segala ketentuan Allah. Yang mana pilot ini hanyalah manusia, mereka bisa salah, sementara Allah tidak demikian. Allah mengetahui kita melebihi diri kita sendiri, bahkan bukan hanya mengetahui tapi Allah menyayangi kita lebih dari diri kita sendiri, yang mana Allah mengatakan kepada salah satu Nabi, "Wahai Nabiku, sesungguhnya mungkin kalian sering benci kepada sesama manusia, ketahuilah bahwa Aku yang menciptakan mereka, jadi tidak ada yang mencintai mereka lebih daripada Aku mencintai mereka," sebagaimana kita mencintai seorang anak yang kita lahirkan dari rahim kita sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA