MENJADIKAN AKHLAKMU SEBAGAI KEINDAHAN DIRIMU

 MENJADIKAN AKHLAKMU SEBAGAI KEINDAHAN DIRIMU

Pemateri : Gus Chaidar




Akhlak menurut nafwu shorof akhlak itu jamak, sementara dalam arab akhlak diartikan baik secara moral. Akhlak sendiri sesuai dengan ajaran syari’at dikembalikan kepada hukumnya sendiri, misal saja senyum, tidak semua senyum benar untuk menjalankan sunnah, ada beberapa orang yang tersenyum namun menyembunyikan kejahatannya bukan atas dasar keramahan. Jika sesuai syari’at, ramah itu baik namun tidak semua ramah bisa diartikan benar baik, misal saja seorang istri yang menjaga kehormatannya dan kehormatan suaminya untuk tidak beramah-tamah dengan pria lain, yang mana ini sendiri dianjurkan bahkan dalam suatu kitab. Tetap diutamakan sopan santun namun bukan berarti seorang istri harus selalu ramah bahkan pada pria selain suaminya. Sungguh akhlak kita adalah pondasi pertama bagi orang lain dalam memandang diri kita sendiri. 

Dimana akhlak sendiri dibangun melalui lingkungan, akhlak yang baik dibangun dengan lingkungan yang baik begitupun akhlak yang buruk dibangun dengan lingkungan yang buruk. Ibarat kita berteman dengan penjual parfum maka kita pun akan tertular wanginya, sementara ketika kita berteman dengan tukang besi maka kita pun akan tertular bau bakarannya. Dalam akhlak perlu disandarkan hanya karena Allah agar semua menjadi mudah. Sebagaimana mengenai kebaktian seorang anak kepada orang tua, yang mana seburuk-buruknya orang tua tetaplah mereka menjadi jalan surga bagi kita, seandainya kita tak sandarkan semua hanya karena Allah maka untuk berbakti kepada orang tua akan terasa sulit. Bahkan dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwasannya berkata ‘ah’ saja kepada orang tua itu tidak diperbolehkan. Lebih-lebih akhlak kita kepada ibu, perlu banyak perbaikan. 

Maka perlu digaris bawahi bahwasannya tidak semua akhlak baik benar baik hakikatnya banyak sekali orang yang mengatas namakan kebaikan dibalik kemunafikannya. Dan sungguh akhlak kita kepada orang lain sejatinya mengajarkan akhlak pula kepada orang sekitar, sebagaimana anak yang bakti kepada orang tuanya oleh sebab akhlak baik orang tuanya begitupun saudara kita yang berbangga diri dengan kebaikan yang kita miliki. Tidak ada akhlak yang paling baik kecuali akhlaknya Rasulullah, semua diajarkan oleh Rasulullah, entah itu adab ketika makan dan minum, bahkan adab saat buang hajat pun Rasulullah ajarkan. Itu artinya Rasulullah sedang menekankan bahwa berakhlak dan beradab itu penting, jangan sampai kita kembali kepada Allah dalam keadaan dikenal sebagai seseorang yang berakhlak buruk. Sungguh seseorang itu bisa berbuat baik itu pertama karena memang dia berakhlak baik dan yang kedua karena dia selalu bersadaqah. Seseorang akan selamat ketika mereka gemar bersadaqah, dimana sadaqah sendiri juga merupakan akhlak Rasulullah. Antara ilmu dan akhlak sendiri memiliki kepentingan yang sama. 


Poligami

Beberapa orang menyalahkan aturan mengenai poligami menghubung-hubungkan dengan itiba kepada Rasulullah. Memang dalam Al-Qur’an dibahas mengenai poligami namun perlu diperhatikan terdapat batasan sendiri dalam masalah poligami yakni sebatas 4 istri saja. Jikapun tidak bisa adil bahkan secara bathin maka lebih baik cukup memiliki 1 istri saja, yang memang adil secara dzahir itu sangatlah mudah tetapi adil secara bathin sangatlah sulit dan tak sembarang bisa dilakukan. Ketahuilah bahwa Rasulullah melakukan monogami dengan Sayyidah Khadijah itu sangatlah lama, baru setelah Sayyidah Khadijah wafat Rasulullah memikirkan mengenai poligami. Dimana Sayyidah Aisyah memang ditakdirkan untuk Rasulullah, kala itu bahkan Rasulullah melakukan poligami sebab memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap keenam anaknya, baru setelahnya beliau menikahi Sayyidah Saudah yang sudah berumur senja dan merupakan seorang janda, ini membuktikan bahwasannya Rasulullah tak melakukan poligami murni karena nafsunya. Berbeda dengan orang-orang sekarang yang mengatasnamakan poligami dengan itiba Rasulullah sembari meninggikan nafsunya, ini merupakan kesombongan.


Sesi QnA

1. _Apa yang paling berpengaruh dalam pembentukan akhlak?_

Yang paling berpengaruh dalam pembentukan akhlak ialah lingkungan, maka penting bagi kita untuk mencari lingkungan yang baik, jika kita tak bisa menjadi orang yang pintar minimal kita duduk bersama dengan orang pintar. 

2. _Bagaimana kita berusaha dalam berbuat baik sementara banyak sekali halangan bahkan dari pihak internal?_

Perlu diperhatikan bahwa berbuat baik itu harus jelas tujuannya hanya karena Allah. Jangan berpikir seandainya seseorang baik kepada kita maka kita akan berbuat baik pula padanya, ini niat yang tidak baik yang pastinya akan berujung kepada ketidakbaikan pula. Lakukan segala sesuatu itu hanya karena Allah dan Rasulullah, biarlah seseorang itu berbuat jahat kepada kita, menghina kita dibelakang, sementara kita tetaplah berusaha berbuat baik kepadanya. 

3. _Mengapa ketika kita sudah mencoba menerapkan akhlak yang baik kepada orang lain namun justru ada beberapa orang yang merasa tidak suka dengan akhlak kita?_

Kita berakhlak baik itu harus benar-benar murni karena Allah dan mengikuti akhlak Rasulullah, maka jangan pedulikan respon orang lain terhadap suatu kebaikan yang kita lakukan, sebab dasar kita berakhlak baik ialah hanya karena Allah. 

4. _Bagaimana cara laki-laki menghadapi perempuan yang sengaja mencari perhatian kepadanya?

Jika hal ini dalam masalah pacaran, masalah non mahram maka bagi seorang laki-laki hendaknya berbuat tegas bahkan jika harus menyakiti pihak perempuan tak masalah selama itu bisa menghindari keduanya dari perbuatan maksiat. Dimana awal mula dari perbuatan maksiat itu biasanya oleh sebab rasa penasaran, maka tutuplah seluruh pintu yang sekiranya akan membuka dan mengarahkan kita dalam jalan kemaksiatan.

5. _Apakah keharusan seorang gus menikahi ning dan sebaliknya?_

Memang dianjurkan demikian hal ini demi menjaga nasab, namun juga tidak menjadi suatu keseharusan.

6. _Apakah terdapat adab mencintai diri sendiri?_

Adab dalam mencintai diri sendiri ialah bersyukur, betapa banyak orang melupakan syukur kepada Allah sampai lupa dengan nikmat yang Allah berikan kepada dirinya sendiri. 

7. _Bagaimana adabnya seorang perempuan ketika menolak laki-laki?_

Sesuaikan dengan adabnya Rasulullah, sebagaimana kita mencari calon pasangan sesuai dengan syari’at Rasulullah maka begitupun ketika kita bermaksud menolak seseorang yang datang kepada kita harus sesuai dengan syar’at Rasulullah. Yang mana dalam hal menolak jangan sampai kita menyakiti hati seseorang tersebut, menyakiti hati orang tuanya, menjatuhkan harga dirinya dan sebagainya, sungguh ini juga merupakan bagian dari syari’at. Tolak dengan cara yang lembut, sebab sungguh yang menanam pasti akan menuai hasilnya.

8. _Apakah kita boleh bersalaman dengan guru kita dengan niat mendapatkan ridhonya?_

Jika untuk perempuan jangan bersalam dengan guru yang non mahram, usahakan seperti itu hal ini demi menghormati guru kita, menjaga kehormatannya. Jika guru ini adalah guru yang baik maka pasti akan mengerti meskipun memang bermaksud untuk mendapatkan ridhonya. Hanya saja ini tidak menjadi hukum yang lansung diharamkan ketika seorang perempuan tak sengaja bersalaman dengan guru nan mahramnya. Namun tetap perlu diperhatikan, mendapatkan keberkahan dari guru bisa dilakukan dengan banyak cara tidak hanya sekedar bersalaman yang bisa jadi membawa banyak fitnah yang timbul terlebih dizaman ini.

9. _Apa yang dimaksud dengan Ahlul Sunnah Wal Jamaah?_

Ahlul Sunnah Wal Jamaah ialah kelompok yang mengikuti apa yang menjadi sunnah Rasulullah dan apa yang menjadi tindak lakunya para sahabat Rasulullah. Sebagaimana Rasulullah bersabda untuk kita mengikuti sunnah-sunnahnya dan sunnah khalifahnya yakni para sahabat Rasulullah. Seperti tarawih yang dilakukan di hulan Ramadhan, ini merupakan sesuatu yang ada dalam masa Sayyidina Umar bin Khattab, yang mana Rasulullah tak melakukan hal ini, Rasulullah melakukan shalat qiyamul lail sebanyak 8 rakaat saat bulan Ramadhan. Juga seperti pengumpulan ayat Al-Qur’an menjadi mushaf yang dikatakan dilakukan dizaman Sayyidina Abu Bakar atau Sayyidina Umar bin Khattab. 

10. _Apa makna dari sebuah kejujuran dan amanah?_

Sungguh dalam kejujuran terdapat keberuntungan yang besar, yang mana sejatinya ketika kita sulit melakukan kejujuran dan mengemban suatu amanah ialah karena kita tidak merasa yakin, seandainya kita mengetahui rahasia sir dibalik kejujuran maka kita pun akan merasa yakin dan mudah melakukannya.


Penulis : khadimah sa'adatul akhyar 

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA