QOBILTU BARU PACARAN

 *QOBILTU BARU PACARAN*

_*Habib Ali Al-Habsyi*_


Ini mengenai hubungan antara kaum adam dan kaum hawa yang telah Allah ciptakan suatu perasaan ketertarikan, dimana perasaan ketertarikan ini adalah sesuatu yang normal. Namun akan menjadi haram hukumnya jika cinta ini justru mengarahkan antara adam dan hawa pada sesuatu yang tidak baik, sesuatu yang tidak halal, seperti berhubungan sebelum menikah antara adam dan hawa seperti pacaran atau hubungan tanpa status, ada juga ketertarikan cinta antara sesama jenis yang ini juga haram hukumnya. Yang mana seperti kita ketahui bagaimana dasyhatnya adzab Allah terhadap kaum luth, yang Allah balikan laut untuk menghukum mereka. Dalam hal ini cinta itu sebenarnya memang suatu yang normal, namun jangan sampai cinta itu mengarahkan kita pada suatu perbuatan yang salah, perbuatan munkar yang mendatangkan murka Allah. Betapa banyak pemuda-pemudi dizaman ini yang membalik pacaran baru qobiltu, ini berbeda dengan qobiltu dahulu baru pacaran, yang sebenarnya sebaik-baiknya pacaran itu memang setelah qobiltu, akan terasa nikmat dan keindahannya secara keseluruhan setelah halal. Yang memang kebanyakan mereka sejatinya mengetahui bahwasannya pacaran sebelum qobiltu itu adalah suatu perbuatan yang salah, perbuatan yang haram, namun karena nafsu dengan banyaknya alasan kita tetap cari-cari waktu untuk melakukan hal-hal yang haram itu, hawa nafsu memenangkan semuanya. Inilah yang benar-benar harus kita jaga, karena sungguh pacaran itu hanyalah nikmat sesaat. 


Dimana sejatinya perempuan adalah berlian yang tidak memiliki harganya, yang ketika mahkota yakni harga dirinya sendiri jatuh niscaya mereka akan hancur sehancur-hancurnya, akan patah sepatah-patahnya, mereka akan sangat bersedih dengan kehilangan itu semua. Kita lihat zaman ini banyak sekali perempuan yang mencintai sesuatu mirip sekali dengan kemustahilan, mereka mencintai idola-idola yang begitu jauh baik dari segi agama, suku, budaya atau bahkan tempat mereka lahir dan tinggal. Ini yang dikatakan mirip seperti kemustahilan. Mereka membayang-bayangkan menikah dengan idola yang terlihat begitu tak akan bisa digapai. Padahal dalam Islam sudah diajarkan bahwasannya dalam Islam terdapat pernikahan, suatu jalan halal untuk kedua orang yang saling mencintai. Seorang lelaki dewasa yang dia mengerti dan paham betul akan agama, mengerti bahwa jalan pernikahan, jalan mencintai secara halal tidak didapatkan dari pacaran. Melainkan harus melalui sekian banyak proses yakni ada ta’aruf, khitbah baru setelahnya akad. Yang memang pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah, pernikahan bukan hanya perilahal syahwat saja, hanya sekedar menyalurkan hawa nafsu, pernikahan ini berkaitan dengan besarnya tanggung  jawab, besarnya kasih sayang dan cinta. Jika hanya perihal hawa nafsu, perihal menyalurkan syahwat saja entah apa bedanya kita dengan hewan. Maka hendaknya kita meniatkan pernikahan dengan sangat matang dan baik, lakukan pernikahan dengan niat untuk lebih dekat dengan Allah, menjalankan sunnah Rasulullah.


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman janganlah kita mendekati zina, maka jangan membuka pintu-pintu perzinaan, seperti ingin melakukan ta’aruf dengan kedok yang salah, ini yang kemudian tidak baik. Maka untuk perempuan, jaga rasa malu kita, sebab perempuan tanpa rasa malu dia ibarat berlian tak memiliki kilaunya, sudah tak berharga tak indah pula. Perempuan tanpa rasa malu dia akan rela melakukan segala sesuatu perbuatan bahkan yang salah hanya untuk mendapatkan banyak validasi dari laki-laki. Dan sungguh laki-laki itu memiliki sikap mudah bosan, jika perempuan terlalu mudah didapatkan maka akan mudah pula bagi laki-laki membuangnya, menceraikannya. Sehingga dari hal ini, kita bisa ketahui bahwa inti dari sebuah hubungan itu berada pada perempuannya, qobiltu baru pacaran bisa dilakukan dengan perempuan sebagai kuncinya, termasuk pula keharmonisan dalam rumah tangga itu kuncinya berada di tangan perempuan.


_QnA_

1. Pertanyaan-pertanyaan apa saja yang harus kita ajukan kepada calon pasangan kita nanti?

Hubungan dia dengan Allah, Hubungan dia dengan orang tua, Hubungan dia dengan orang luar, Hubungan dia dengan kerabatnya.

2. Sudah lamaran, sudah mempersiapkan pernikahan, sebelumnya calon pasangan sudah mengetahui bahwa lelakinya ini pernah berjudi dan berjanji tak akan mengulanginya namun setelah mempersiapkan pernikahan ternyata lelaki ini melanggar janji, itu bagaimana?

Jika di Tareem pernikahan dilakukan setelah lamaran selang 2 tahun, untuk melihat bagaimana sifat dari masing-masing pasangan dengan baik sebelum menuju jenjang pernikahan. Sehingga ketika seandainya sifat buruk pasangan terlihat di masa selang 2 tahun itu, lamaran masih bisa dibatalkan. Dan jika seandainya sifat buruk ini terjadi setelah menuju jenjang pernikahan bukan berarti harus langsung cerai, maka ajak suami untuk bicara 4 mata, nasehati dengan cara yang baik dan lembut, coba rubah dengan mengajak suami ke majelis ilmu, In Syaa Allah tidak ada salahnya ditunggu. Jika memang ternyata tidak berubah dan ternyata istri semakin melihat ketidakharmonisan dalam rumah tangganya, suami semakin menjadi-jadi bahkan berani berbuat kasar, maka tidak dilarang untuk bercerai. 

3. Bagaimana cara meyakinkan diri bahwa jodoh terbaik telah Allah siapkan?

Perihal jodoh, rezeki, qodho dan qadar kita tidaklah mengetahuinya. Tetapi ketika kita ingin mendapatkan jodoh yang baik maka jadikan diri kita sendiri menjadi orang yang baik, orang yang shalih dan shalihah. Jodoh tak perlu ditunggu, jangan takut untuk perempuan, karena memang fitrahnya kita menunggu, sementara laki-laki fitrahnya memang akan datang. Jangan khawatir jika umur bertambah sementara jodoh tak kunjung datang, karena sungguh semua telah Allah atur, yang baik pasti akan datang jika kita terus mengusahakan menjadi baik.

Comments

Popular posts from this blog

AGAR CANTIKMU SAMPAI KE SURGA

Pentingnya Menuntut Ilmu Bagi Muslimah Sebagai Madrasatul Ula

SPECIAL MILAD SAYYIDAH FATIMAH AZ-ZAHRA